Kunjungan Pangarmabar TNI-AL

Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Hari Bowo, Jumat (18/2) sore meresmikan tandon air di pangkalan Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan Kapal (Fasharkan) TNI AL Mentigi, Tanjunguban. Tandon air yang diberi nama Tandon Air Kuala Tirta merupakan salah satu sumber air untuk menyuplai KRI yang bersandar di dermaga Fasharkan Mentigi.

”Dalam sehari ada 10 – 15 KRI yang bersandar di dermaga Fasharkan TNI AL Mentigi,” ujar Kafasharkan TNI AL Mentigi, Kolonel (T) Riza Utama.

Menurut Riza Utama , dengan banyaknya kapal bersandar, membutuhkan persediaan air cukup banyak. Selama ini kebutuhan air disuplai dari Jago, yang mana sumber air itu akan berkurang saat musim kemarau.

Ia berharap dengan adanya tandon air tadah hujan ini bisa mencukupi kebutuhan pangkalan Fasharkan dan KRI-KRI yang singgah di pangkalan Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjunguban. Adapun fasilitas tandon air Kuala Tirta yang memiliki panjang 132 meter dan lebar 66 meter serta kedalaman 2,5 meter itu

Laksda TNI Hari Bowo, menyampaikan TNI AL terus melakukan peningkatan fasilitas untuk menunjang peningkatan kinerjanya di lautan. Di antaranya, melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung tugas di lapangan salah satunya adanya tandon air di Fasharkan Mentigi Tanjunguban, yang secara khususnya untuk mensuplai kebutuhan KRI-KRI yang sandar di Fasharkan Mentigi yang bertugas menjaga keamanan di perairan Armabar.

Mengapa tandon air ini sangat penting, Hari, menyampaikan air merupakan kebutuhan manusia, oleh karena itu air bersih sangat penting perannya. Adanya tandon air ini, semoga kebutuhan air bisa dipergunakan bukan hanya untuk operasional pangkalan, namun untuk mensuplai kebutuhan air bagi KRI-KRI.

Peresmian tandon ditandai dengan penekanan tombol sebagai tanda digunakan fasilitas tandon air tersebut. Pada kesempatan itu, Pangarmabar pun menanam pohon di sekitar area tandon dengan diikuti perwira lainnya. Selepas itu, Pangarmabar bersama istri melepaskan sepasang burung merpati dan akhirnya Pangarmabar meninjau beberapa gedung operasional di Fasharkan TNI AL Mentigi, Tanjunguban. Termasuk
mengunjungi SMK Perkapalan Hangtuah Tanjung Uban di Jl. Kesatrian No. 9 Kompleks TNI-AL Tanjung Uban.

Ini Sebagian Cuplikan Foto Kunjungan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksda TNI Hari Bowo di SMK Perkapalan:






Selanjutnya..

Upaya Tekan Contek-contekan

JAKARTA (BP) - Panitia Ujian Nasional (Unas) 2011 terus mencari formula untuk menekan pelanggaran dalam pelaksanaannya nanti. Diantaranya yang dinilai rawan adalah kecurangan berbentuk contek-contekan. Untuk antisipasi, disiapkan lima modifikasi atau variasi soal unas dalam satu kelas.
Kebijakan aturan lima variasi soal tersebut diutarakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramli. Menurut dia, memperbanyak variasi soal tersebut bisa menekan siswa saling contek. “Dulu variasi cuma dua. Sekarang kita buat lebih bervariasi lagi,” tandas dia.
Aturan pemberlakuan lima variasi soal dalam satu kelas tersebut, bukan tanpa persoalan. Mansyur menerangkan, semakin banyaknya variasi soal tersebut bisa menimbulkan persoalan baru dalam proses percetakan naskah soal.
Tahun lalu saja, dimana naskah soal hanya terdiri dari dua varian sudah terdapat kesalahan saat distribusi soal ke peserta unas. Kesalahan diantaranya, naskah soal A masuk ke amplop soal B. Begitu pula sebaliknya. Kekeliruan tidak hanya terjadi antarsoal dalam satu pelajaran saja. Tetapi, jelas Mansyur, di beberapa kasus ada kekeliruan memasukkan naskah soal dari pelajaran yang berbeda.
Proses lelang untuk pencetakan naskah soal sendiri ada yang sudah berjalan dan belum. Mansyur berharap, percetakan yang diloloskan dalam proses tender harus benar-benar memiliki mesin cetak yang sesuai dengan jumlah naskah soal. “Pengalaman mencetak dokumen-dokumen rahasia negara juga menjadi acuan penilaian,” kata dia. Aturan yang ditetapkan tersebut, semata-mata untuk melindungi unas berjalan dengan baik dan benar, tanda ada kecurangan.
Selain itu, panitia unas tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota diharapkan lebih ketat lagi dalam menjaga naskah unas. Mulai dari percetakan hingga ke sekolah harus dikawal ketat oleh personel polisi dan tim independen dari perguruan tinggi negeri yang sudah ditunjuk. Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BNSP) juga tidak ketinggalan mengawal ketat lalu lintas soal unas tersebut.
Pada kesempatan sebelumnya, Mendiknas M. Nuh mengatakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Unas 2011 sudah disebar ke seluruh daerah.
Dengan penyebaran ini, diharapkan tidak muncul alasan ada daerah yang terlambat mendistribusikan soal unas. Soal unas bersifat rahasia negara, Nuh berharap percetakan benar-benar bisa menjaga kerahasaiannya.
Kemendiknas berupaya juga menekan kebocoran naskah soal unas.
Pelaksanaan unas?tahun pelajaran 2010-2011 jenjang SMA dan sederajat akan digelar pada 18-21 April 2011. Sementara pelaksanaan unas untuk tingkat SMP dan sederajat akan digelar pada 25-28 April 2011. (dikutip oleh Harum Ginting, dari http://www.batampos.co.id/2011/feb/sesi/berita-utama/nasional)
Selanjutnya..

Mengapa Seseorang Bisa Menjadi Diktator?

By Indra Darmawan
Dunia berkali-kali menyaksikan kekuasaan dari para diktator yang berakhir dengan kehinaan dan cemoohan rakyatnya sendiri.
Bahkan ada pula di antara mereka yang hidupnya berakhir akibat kekejamannya sendiri selama memimpin, seperti yang terjadi pada bekas presiden Rumania Nicolae Ceausescu.
Tapi, apa sebenarnya yang membuat seseorang bisa menjadi kejam dan menjadi seorang diktator? Ternyata kecenderungan seseorang menjadi diktator tidak terbentuk dalam satu malam.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford University pada 1971 pernah melakukan eksperimen untuk menguji kecenderungan manusia terhadap kekuasaan. Dalam penelitian itu, sekelompok mahasiswa secara acak berperan sebagai tahanan, sementara kelompok mahasiswa lainnya berperan sebagai penjaga tahanan.

Pada perkembangannya, para mahasiswa yang menjadi penjaga tahanan kemudian berubah menjadi kejam dan menekan. Di sisi lain, mahasiswa yang berperan sebagai tahanan, justru mulai menjadi orang yang pasif. Akhirnya, walaupun belum sampai seminggu, riset tersebut kemudian buru-buru dihentikan.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2010 dan dipublikasikan pada sebuah jurnal ilmu psikologi, menemukan bahwa orang-orang yang merasa dirinya berada dan berkecukupan, ternyata lebih buruk dalam membaca emosi orang lain, daripada orang-orang yang merasa dirinya miskin.

Menurut Dacher Keltner, salah seorang peneliti dari University of California-Berkeley, hal itu mungkin disebabkan oleh orang-orang yang tidak memiliki kekuasaan terbiasa untuk membangun aliansi dengan orang lain.

Sementara, orang-orang yang memiliki kekuasaan, kata Keltner, biasanya bisa melakukan hal-hal yang ia inginkan. "Saat Anda mendapatkan kekuasaan, Anda akan berhenti untuk aktif dari lingkungan sosial Anda," ujar Keltner kepada LiveScience.

Maka selanjutnya, orang ini tidak bisa membaca kondisi emosi dari orang lain dengan baik. "Anda tidak akan memiliki pemahaman terhadap kondisi sosial yang penting, seperti kemiskinan," Keltner menjelaskan.

Tak heran bila kemudian kekuasaan membuat seseorang menjadi impulsif, egois dan tidak bisa bersikap secara proporsional. Bahkan hal ini akan membuat orang itu menjadi terisolir.

Sebuah studi lainnya yang dipublikasikan pada Psychological Science 2009, mengatakan bahwa orang yang telah 'terlatih' untuk berfikir bahwa dirinya berkuasa, biasanya sangat percaya bahwa mereka bisa mengendalikan situasi, bahkan terhadap sebuah kondisi yang acak, seperti saat ia musti 'berjudi' dengan dadu.

Oleh karenanya, seorang tiran seperti Hosni Mubarak, biasanya memiliki kombinasi: gila kekuasaan, berhenti mendengarkan orang, bahkan percaya bahwa ia masih memiliki kontrol terhadap peristiwa yang acak. "Ilusi terhadap kontrol bisa menjadi salah satu jalan di mana kekuasaan justru menggiring ke kematiannya sendiri." (Dikutip: dari VivaNews.Com)
Selanjutnya..

Reuni Akbar Alumni SMK Perkapalan

Sabtu, 5 Februari 2011 para Alumni SMK Perkapalan Hang Tuah Tanjung Uban mengadakan acara Reuni yang diikuti oleh Alumni SMK Perkapalan Hang Tuah mulai dari Angkatan I (1988) hingga Angkatan XIX (2007), Dengan mengundang Kepala Sekolah dan Guru yang masih Aktif mengajar dan juga yang sudah pensiun dari SMK Perkapalan, Ibu Camat Bintan Utara dan para pejabat di Lingkungan TNI-Al Tanjung Uban. Acara tersebut diadakan di Halaman Gedung SMK Perkapalan Hang Tuah, Jl. Kesatrian No. 9 Komplek TNI-AL Tanjung Uban.
Acara Reuni dibagi menjadi dua kegiatan. Yang pertama dilakukan pada sore hari dengan Pawai bersama Alumni diiringi Drum Band SMK Perkapalan dan Ancara inti pada malam harinya diawali dengan pertunjukan Barongsai, dilanjutkan dengan Tarian Sekapur Sirih, Sambutan-sambutan dari Alumni, Kepala Sekolah dan Pihak yayasan Hang Tuah Tanjung Uban, Pengukuhan Ketua dan Pengurus "Persatuan Alumni SMK/T Perkapalan Hang Tuah-Tanjung Uban Peropinsi Kepulauan Riau atau disingkat PAS Perkapalan". Penyerahan Plakat PAS Perkapalan dari pihak Alumni ke pihak Sekolah yang diiringi oleh Penyalaan Kembang Api, dilanjutkan Penyerahan Cendera Mata kepada Para Guru dan Kepala Sekolah dan diakhiri dengan Ramah Tamah dan Hiburan.

Inilah sebagian cuplikan Gambar Acara Reuni tersebut:

A. Jalan santai Bersama Alumni:


B. Acara Inti:

1. Pertunjukan Barongsai sebagai Acara Pembuka.

2. Tari Sekapur Sirih

3. Kata Sambutan dari Ka. SMK Perkapalan Bpk. Ali Murbowo

4.Pemotongan Pita dan Penyerahan Plakat PAS Perkapalan

5. Pengukuhan Ketua dan Pengurus PAS Perkapalan

Selanjutnya..